Sabtu, 13 Desember 2014

Ngajar Nyait Dak Acak Nyait

Ketika sedang berjalan di koridor sekolah Biloi dan Samsul bertemu dengan ibu guru. Mereka disuruh menjahit taplak meja. Akhirnya Biloi dan Samsul setuju untuk menjahit dan malamnya Biloi menginap di rumah Samsul.

"Sul, jadi... kite jahit dirumah Mumut?" tanya Biloi.

"Aokla, die ken ade mesin jait."kata Samsul.

"Ikak nyarik mesin jait? Tu to mesin jait!" kata Kakak perempuan Samsul yang mendengar percakapan keduanya.

"Ade ok?" kata Samsul, ia langsung berlari menuju mesin jait. Setelah kakaknya pergi, Biloi dan Samsul sibuk ngotak-ngatik mesin jait itu. "Loi, ni ne cemane?"

"Ku ge dak tau." kata Biloi akhirnya malah main gitar Samsul. Setelah menyerah akhirnya Samsul berkata, "Loi, ku dak acak makai e."

"Lah, kite jait diwek bai." kata Biloi. "Ade jarum kek benang yang same warna e dak?"

"Ade, nih..." akhirnya mereka mulai menjahit.

"Sul, cemane jait e ne?" tanya Biloi. "Sul... cemane sul?"

"Cemtula..."kata Samsul. Akhirnya Biloi meneruskan menjahit dan ia sudah megulang jahitannya 3 kali.

"GILE PAYAH E! Sul! Ajarken!" kata Biloi frustasi, mereka sampe begadang jait satu kain saja.

"Ha, ni ne.. masukin ke ni... ni ne acem ni,.."kata Samsul mengajari Biloi.

"Oh, lah ngertilah.."kata Biloi. Ia akhirnya mulai menjahit dari awal lagi. Terlihat Samsul sudah lelah, ia baring-baring sambil menjahit. Setelah selesai, merekapun tidur.

Keesokan harinya...

"Sul, mane jaitan ikak kemaren," tanya ibu guru.

"Oh, ni buk."kata Samsul.

"Ya allah dak rapi e..." kata Ibu guru.

"Yang Samsul tu buk. Nih yang ku e.." kata Biloi.

"Ha, ni baru rapi." kata Ibu guru.

Setelahnya Lalak menemui mereka.

"Ikak ngape?" kata lalak.

"Ka tingok Samsul nyait, kirak e je yang ngajarku nyait. Die yang acak2an e..."kata Biloi.

"Heheheh..."kata Samsul.