Senin, 24 November 2014

Sampe Muntah-Muntah

Pada hari Minggu anak pramuka dari sekolah Biloi mengikuti lomba di polres. Dan cerita menariknya adalah......
"Loi, ku nek birak e." kata Samsul yang saat itu mereka sebentar lagi akan lomba PBB.

"Tunggu bentar nih Sul!" kata Biloi. "Sebentar lagi giliran kita nih..." lanjut Biloi. Setelah selesai PBB mereka semua beristirahat dan makan, Samsul kembali merasakan mulesnya.

"Loi, ku nek birak e." kata Samsul kembali. Biloi baru mau menjawab tapi Suparman sudah memutus dulu.

"Ku ge nek birak e sul." katanya. Merekapun akhirnya pergi berdua ke WC.

"Ku duluk Man ok!! Ka tunggu ku, ku saket perot ne..." kata Samsul.

"Aokla." kata Suparman, lama sekali Samsul keluar. Suparman sampai seperti orang hilang gara-gara nungguin dia. Dan akhirnya Samsulpun keluar.

"Lame e ka ne... giliran ku pulik!" kata Suparman. Tak lama Suparman masuk, ia keluar lagi. "Gile busok e Sul. Makan ape ka?" tanya Suparman, iapun beralih ke WC lain. Samsul gantian menungguinya dan datanglah beberapa kakak kelas masuk ke WC bekas Samsul tadi.

"Uekk... Hoekkk!" salah seorang dari mereka muntah. Dengan sok polos Samsul berkata.

"Ngape bang?" tanyanya.

"Die ne muntah gara-gara nyium bau WC." Jawaban salah seorang temannya membuat Samsul terbahak-bahak. Setelah Suparman keluar, ia bertanya kenapa Samsul tertawa keras sekali. Samsulpun menceritakan kisahnya dan Suparman ikut tertawa.

Jumat, 14 November 2014

Distance-Grade 7A stories




Sejarah Gantungnya 7A
Pada waktu iitu, kelas 7a berisik di kelas. Padahal nih lho, disuruh baca buku karena mau ulangan Bahasa Inggris. Karena berisiknya minta ampun, Bu Saikipun datang ke kelas dan marah-marah.
            Si bibi sang ketua kelas yang menjadi biangnya, dimarahi oleh bu Saiki. Dan keluarlah kata-kata yang menjadi sejarah bagi kebangkitan 7A.
            “Kalau kamu gak dapat 100?? SAYA GANTUNG KAMU!!!” DEG! Seluruh mata memandang ke arah bibi dan selanjutnya….
            “7A? Gantunggg!!!” dan akhirnya demam gantung menderu.

Hantu Yang Tertindas
            Nah, tokoh utama dari hantu ini adalah Saskia Damayanti. Seorang anak dari kelas kami yang putih nyelepok kayak hantu. Dikisahkan ia berpacaran dengan Habib. Dan cinta mati tapi putus nyambung. Setelah lama pacaran, tiba-tiba Habib mutusin Saskia dan tentunya Saskia galau. Saskia sangat frustasi akan hal itu.
            Karena keimanannya yang masih kurang. Ia memutuskan untuk bunuh diri, di usia yang baru entah berapa. Ckckck, alangkah malang gadis ini. Ia pergi ke hotel ntah punya siapa dan melompat dari lantai 364. Akibatnya, tubuhnya hancur berkeping-keping. Ya iyalah… jelas!! Dan She is dead.
            Hal ini pun dikabarkan di media masa membuat kelas 7A menjadi panik dan menganggapnya hantu. Karena Saskia masih aja ke sekolah. Emang ada hantu sekolah? Casper? Ya… dan Habibpun menyesali perbuatannya mengetahui hal tersebut.
            Karena Habib sangat menyesal, iapun mengambil jasad Saskia dari kuburannya dan disusun seperti puzzle. Ia terus menyimpannya di kulkas, dan menganggapnya masih idup. Gila yah? Saskia yang arwahnya tidak tenangpun terus bergentayangan, tapi sayangnya ia malah tertindas. Kesian……

Sejarah Bibi Berjilbab
            Pasti kalian yang tidak tau, bagi yang waras. Hehe, sorry. Bibi adalah ketua kelas kita. Kok namanya bisa BIBI??? Dari Shafa Islami Qalbi… dimana kata bibi ya disini! shafa islami qalBI. Nah itulah asalnya. Jadi guys, bibi ini sangat tidak mau pake jilbab. Alasannya karena dia takut wajahnya jelek. Tapi emangnya wajahnya bagus? Sudah, jangan dibicarakan….
            Jadi, pas ada pawai budaya, demi kedaulatan dan kedaimaian (LEBBE). Yah, demi sekolah agar menang pawai ia memakai jilbab. Ia datang paling akhir ketika disuruh kumpul karena malu. Ia menutup mukanya, dan disaat yang tepat. Dhiba yang sangat baik hati, ia memfoto bibi. Setelah dipuji cantik… barulah ia beraksi. SELFIE!!!
Yah, ini adalah saat ia melihat foto-fotonya dan mengatakan dalam hati. “Cantiknya aku.” “Cakep muke ku.” “Cantik ge ku ne!” “Astaga! Baru sadar ku bagus bejilbab.” “Pati banyak yang naksir kek ku!” dan kata-kata lainnya di dalam batinnya yang memuji dirinya.


Julukan Bibi
Bibi yang memang cerewet dan suka marah-marah emang punya julukan lain yang membuat ia merasa terkenal. Karena kemiripannya dengan primata, bangsa bugis, dll. Ia pun dijuluki, Bibi si Bugis/ primata.
            Dhiba yang sangat baik hati, tentunya ingin membantu bibi menjadi tenar dan menyebarkan kebugis-bugisannya itu. Dan ia pun terkenal akibat kebaikan hati Dhiba Esperanza si penulis cerita.

Keteledoran Bibi
            Waktu itu, kami berjalan ke rumah seseorang yang inisialnya Sesa kelas 7c. Waktu itu, ada yang ultah. Dengan kejahilannya, Bibi mengambil sagu itu dan melemparkan ke seorang laki-laki.
            Karena lupa, bibi tertawa dan malah melap bekas sagu ditangannya ke wajahnya. Sambil berkata, “Astagfirullah…” dan saat itu kami ngakak ampe atit peyut.
Bisul Bibi
            Pada hari senin datang lah Bibi dengan tanda-tanda mas PUBERnya. Ia terus menutupi wajahnya hingga kami keheranan. Setelah melihat apa yang terjadi.
JRENGGG!!!
Itu bisul rupanya teman-teman!! Dan kamipun mengejeknya karena itu adalah bisul buah cintanya dengan kak Naruto. Setelahnya, ia tak malu lagi dan berkencan dengan kak Naruto.
Cinta Bibi
            Di kelas, Bibi lagi pacaran ama Bima. Saat Haking, ia jatuh hati pada Kak Naruto. Bima yang cinta mati ama Bibi dan tak mau kehilangannya. Melihat Bibi bersama Kak Naruto dan marah lalu memutuskan hubungannya dengan Bibi.
            Bibipun tak peduli dengan rasa sakit yang dialami Bima dan tetap berkencan dengan Kak Naruto. Merekapun bertunangan, dan akhirnya ada yang namanya Bisul Bibi.
Cinta Bima
            Setelah diputusin Bibi, Bima amat patah hati dan galau. Ketika ia sedang belajar di kelas, rupanya Ibu Saiki mengelompokannya dengan Dyna gadis mungil yang keturunan Cina. Bima Fall in Love.
            Ketika mereka melakukan tugas praktek, Dhiba yang mengetahui perasaan Bima saat itu membuat intruksi agar Bima menyatakan cinta pada Dyna. Bima gugup, dan ia mengatakan.
            “I like you! Are you like me?” tanya Bima.
            “NO!” jawab Dyna, dan Bimapun frustasi lagi.
Malang nasibmu nak!
Perebutan Bibi
            Bima jatuh hati pada keceriaan Bibi lagi. Ia berusaha PDKT lagi ama Bibi dan berniat merebutnya dari Naruto itu. Tiba-tiba Bima tau sahabatnya Rendy jatuh hati pada Bibi. Dengan marah ia berkelahi dengan Rendy hingga Bima jadi profesor dan Rendy jadi Shincan. Tapi Bibi tetap setia ama Kak Narutonya.


Kebangkitan Saskia
            Saskiapun sadar dari penindasannya selama ini oleh para manusia. Ia mendatangi rumah Habib. Ia tak menyangka Habib menyimpan jasadnya. Habib yang punya indra ke 7 langsung melihatnya dan menagis tersedu-sedu hingga Jakarta banjir. Saskia amat senang dan mereka menjalin kasih kembali. Mereka kawin lari, dan Saskia ingin balas dendam.
Hantu Kipas Angin
            Setelah punya 100 anak tuyul. Saskia kembali ke kelas 7A, Ia sudah tak ditindas lagi. Tapi rupanya Ridho bermusuhan dan benci padanya, ia ngatain Saskia dan mereka berkelahi.
            Tak disangka-sangka kipas anginnya muter kekencengan dan jatuh menerabas Saskia. Saskia mati na’as sebagai hantu dan organ-organnya berceceran. Saskiapun mati lagi, Habib yang kesalpun jadi menceraikannya mengajak 100 anaknya ngepet.
Perceraian Bagas Dan Fajar
            Bagas dan Fajar harus duduk dibangku yang sama, tanpa sengaja keduanya jatuh hati satu sama lain. Merekapun menikah, dan saling mencintai. Sayangnya, hubungan itu tak bertahan lama karena ada orang ketiga yang bernama Acil.
            Acil adalah murid pindahan dan namanya aneh sekali, awalnya diam lalu langsung jadi setan. Ia merusak hubungan Fajar dengan Bagas sehingga mereka bercerai dan Fajar pindah dari kediamannya digantikan oleh Acil.
Kawin Lagi
            Karena Acil terus saja menggodanya, Bagas melupakan cinta lamanya dan kawin untuk kedua kalinya dengan Acil.  Setiap hari mereka bermesraan dibelakang Shafira dan Dhiba. Tapi mendengar Acil pacaran dengan Dhea, Bagas syok dan mereka berkelahi. Acilpun putus dengan Dhea dan mereka rujuk kembali, tapi rupanya Acil punya simpanan yaitu Mona.
Tragedi Kapak
            Saat itu, Shafira sedang main cutternya Dhiba yang diambil di kotak pensilnya. Ia memotong-motong kertas dengan cutter itu. Dhiba yang baik mengingatkan bahwa itu berbahaya dan sudah mainnya.Shafira masih tak mau dan terus main.
            Kapak? Adalah seorang siswa 7A yang giginya diluar kapasitas. Ia jadi dijuluki KAPAK. Ketika itu, Kapak menghampiri Shafira. Katanya, ia mau meninju Shafira dan secara reflek Shafira..
            “Sreet!!!” secara tak sengaja ia menyayat tangan Kapak dengan cutter. Kapak mengaduh, darah telah berceceran dari tangannya. Katanya tulangnya kelihatan, tentunya Shafira pucat pasi. Kapak dilarikan ke rumah sakit dan tangannya dijahit.
Sejarah Kata SEBRET
            Saat itu pelajaran Prakarya ibu menyuruh membawa makanan untuk praktek. Kelompok Ridho berdiskusi tentang apa yang akan dibawa masing-masing orang.
            “Ku bawak SEBRET ok??” kata Ridho, dan itulah awalnya.
Kontroversi Pengeboman Acil
            Saat les Pak Sutisman, kita mau ngebom Acil yang saat itu lagi Ulang Tahun. Telur dan Sagu memeriahkannya, walaupun sebelumnya kami makan bakso. Kami melempar Acil, dan hal itu membuat ia bau telur dan sagu yang amat busyukkkk….
            Ia habiskan setengah botol shampo, bahkan saat kami belajar wanginya mandi tercium. Astaga…. Yang wangi….
Ridho Idiot
            Mengenai pertanyaan siapa yang paling idiot dan teler di kelas? Ini orangnya, orang yang selalu ngomong ngeracau. Ia adalah laki-laki (ntah itu yang sebenarnya atau hanya dibuat-buat) yang berada di kelas 7a. Setiap, pertanyaan ia jawab dengan jawaban bodoh dan linglung tanpa berpikir sama sekali.
            “Dho, kelak nek masak nasi goreng ape?” tanya Bu Nila.
            “Ok nasi digoreng..” jawabnya. Dasar…
Keluarga Primataa
            Awalnya pembetukan keluarga spesial di kelas ini adalah mengatai Fadela mirip monyet. Tapi malah keterusan, dan malah menjuluki diri masing-masing. Yaitu, Monyet, Beruk, Kerak, Simpanse… dan ada yel-yel mengenai itu, kami bangga karenanya. #koplak

Kamis, 13 November 2014

Perjalanan-Cerita 1 Waktu SD

Waktu TK, Biloi mempunyai teman yaitu Supri. Bahkan alasan kenapa Biloi masuk ke SD yang sama dengan Supri ya karena Supri ada di sana. Supri adalah anak yang culun itulah kenapa  Biloi selalu ingin melindunginya. Supri sering sekali main ke rumah Biloi, kadang-kadang juga ngajak main ke rumahnya Budi.

Tak lama setelah masuk SD ia mengenal Yoto, dia berbadan mungil. Namun ia akhirnya berteman dengan Yoto. Semenjak saat itu, Biloi duduk dengan Yoto. Namun Biloi tak melupakan persahabatannya dengan Supri. Hingga kelas empat mereka tetap menjadi sahabat baik dan tetap sering bermain bersama.

Waktu kelas 2 ada murid baru yang bernama Alex, ia cukup ganteng tapi sayang Biloi sering meledekin dia. Di kelas 2 juga lah ia pernah datang ke sekolah jam 9, pernah dapat nilai nol lalu dirobek-robek dan dibuang ke tempat sampah yang penuh isinya dan memasukannya ke bagian paling dalam.

Di kelas tiga, ia tuh gak mengerti banget MTK, ia sampe harus mengikuti les dengan gurunya. Untung saja ia cepat mengerti dan lesnyapun sangat menyenangkan. Namun mereka berhenti ketika sudah naik ke kelas 4.

Dan di kelas 4 muncul banyak masalah, dan juga munculnya murid baru yang bernama Jojo. Tapi di sinilah Biloi mulai gila, maksudnya nakal. Ada yang mengatakan bahwa puncak kenakalan adalah waktu kita kelas 4. Banyak sekali hal yang terjadi waktu kelas 4 dan gak bisa di pungkiri. Bahkan juga tragedi yang terjadi ketika ia kelas 4.

Ia mengalami masalah keluarga, awalnya ia gak mengerti. Tapi Biloi kini mengerti hal itulah yang membuatnya dewasa. Biloi sempat sangat menjadi benci pada ayahnya pada masa itu, itu adalah masa-masa sulit dan seharusnya ia sadar hal ini tidaklah harus terjadi. Tapi ini juga yang menyebabkan ia harus pindah ke Bangka Belitung.

Di Yogya, sebelum hari ia akan pergi. Teman-temannya sekelas itu semuanya bermain bersamanya, namun setelah canda ria itu tangisanpun muncul satu persatu. Satu kelas menangisi dirinya, dan parahnya bahkan ada yang sampe pingsan. Tapi dibalik pingsan itu juga ada hal yang lucu.

Contohnya Imin, ia adalah anak nakal. Ia awalnya gak percaya bahwa Supaiman pingsan. "Ah, ini bohong! Bohong ini!" katanya memanggil-manggil nama Supaiman, dan bodohnya ia malah menampar Supaiman untung tidak terlalu keras. "Waduh! Gak sadar nih! Beneran nih, beneran!" teriaknya. Bahkan jika Biloi mengingatnya ia sendiri menjadi tertawa.

Hari-hari pertama pindah yang di lakukan hanyalah meratapi nasib. Karena faktanya Biloi tidak suka pindah, ia lebih suka bersama teman-temannya di Yogya. Namun tangisan ibunya hanya bisa membuat ia paham kenapa ia harus berada disini.

Pagi hari yang cerah, kala itu itu Biloi sedang melihat ke luar jendela kelas. Sekolah ini, tempat ia menimba ilmu. Adalah sekolah yang cukup populer, ia saat ini duduk di bangku kelas 5 SD. Ia seorang pindahan, jadi mungkin untuk semester ini akan sulit mempunyai teman.

Namun, di sekolah ini juga ia bertemu Samsul yang akan menjadi sahabatnya. Di sekolah ini juga ia harus kena masalah dengan kakak kelas. Di cap gak baik, namun untung aja dia gak begitu menghiraukan. Di sekolah, Biloi itu selalu mendapat peringkat utama berlainan dengan Samsul.

Tapi yang paling aneh, Biloi lebih cocok main dengan Samsul. Ia merasa memiliki pemikiran yang sama dengannya, kadang ada yang aneh di saat orang yang pintar sepertinya berteman dengan anak bandel misalnya saja Samsul. Bahkan ada kalanya dimana guru meminta ia agar tidak berteman dengan Samsul karena ia adalah anak nakal.

Di sekolah itu juga, Biloi dekat dengan anak yang bernama Otoy. Mengingat dirinya, Biloi sendiri merasa ia cukup nakal. Hanya saja posisinya sebagai anak yang pandai membuat ia kadang mempunyai batasan sendiri. Di kelas biasanya Biloi dan Otoy malah main internet, dan yang paling parah Biloi itu selalu ketahuan baca komik di kelas. Taktiknya itu adalah, meletakan komik di balik buku mapel.

"Loi, sekali lagi kamu ketahuan. Ibu sita buku ini!" kata Ibu guru.

Awal kelas lima, Biloi sudah menjadi ketua kelas walaupun ia murid pindahan. Ia amat kewalahan menjadi ketua kelas, dan pada masa ia kelas lima itulah ia benci sama anak bernama Ucok. Ucok itu bisa disebut bandit sekolah, guru sampe kewalahan ngurusin dia dan yang paling parah adalah.

"Kamu tuh murid baru! Gak usah sok deh!" ledeknya pada Biloi.

Itu kata-kata yang  masih bisa Biloi ingat, apalagi waktu kelas lima adalah Zamannya main BEKEL!!

"Wah kamu kalah tu, sekarang giliranku." kata siswi-siswi yang asyik main bekel.

Gak cuma bekel aja sih, tapi ada hal lain selain itu yaitu RUJAK! Bagi kamu yang baru datang pasti gak mengerti, kenapa namanya mesti RUJAK. Gak cuman itu, Biloi juga harus jadi Mayoret drumband di sekolah itu.

Lalu kelas enam,  ia mulai bersahabat dengan Ucok. Anehnya tu temennya Biloi tuh gak logis gitu kalau orang lain yang menilai. Semuanya anak nakal, tapi kenapa bisa serasi sekali dengannya. Di kelas enam, yang paling parah adalah nyontek. Biloi beranggapan inilah zamannya NYONTEK.

Bersambung.........

Jumat, 07 November 2014

Apel Cungek Season 2

Seminggu kemudian.....
Karena berkelahi dengan Samsul, Su'epun jadi galau. Terlihat ia sedang merengut.

"Ep....Su'ep..." panggil mpok ipeh dengan lembut.
"WOI!" teriak Mpok Ipeh akhirnya karena Su'ep tidak menyahut.
"Astapelajem... ngape mak?" tanya Su'ep terkejut.
"Mane sarung apak ka yang ka pakai ngeronda to!" tanya Mpok Ipeh marah.
"Astapelajem, kebakar mak." kata Su'ep.
"APE!! KURANG AJAR KA OK!" teriak Mpok Ipeh.
"Mak, ku ngerusek ipad Samsul mak." kata Su'ep.
"hik.. hik.. Astapelajem... ngape ka rusek, mak ne saro e nyarik duit ne. Yang ka besak nek ni, ka dak ningok badan mak ne. Ka makan agik di suapin, tiduk agik di nina bobok, sekolah agik di tungguin... Lah besak macem ne agiklah dak lulus SD.." isak Mpok Ipeh merana.
"Maaf mak, khilaf ku."sesal Su'ep.
"Gilah! Ka minta maaf kek Samsul." kata Mpok Ipeh.
"Lah ude, die merajok." kata Su'ep.
"Bilangken, mak acak lah ngantik e. Ka bantu mak bajak sawah, ka jadi kebo e." kata Mpok Ipeh.
"Dak de lain mak ok?" kata Su'ep aneh mendengar ia yang jadi kebo.
"Ka dak ningok muke mak nek ni ne?" kata Mpok Ipeh.
"Ok lah mak." kata Su'ep.

 Keesokan harinya, terlihat Samsul sedang merengut.

"Adooi, mane lah Biloi kek Sape'i ne, sepi lah.... dak de Su'ep ne. Aduh... aku galau." kata Samsul.
"Sul, ku mintak maaf ok." kata Su'ep tiba-tiba datang.
"Lalah, dak usah dak. Ku lah ade ipad baru, merek e apel cungek! 2 ikok ulik, iri dak ka? ku ngambok e.. ne a!" Kata Samsul memamerkan ipad barunya itu.
"Wih, minjemlah sekire e." kata Su'ep.
"Nggak, kelak ka rusek agik. Lalah! Along kite main! Nih, ku pinjemin." kata Samsul bego banget.

Klik Klik.. suara Samsul memencet ipadnya.
Tened......... game pedang pedanganpun dimulai, dan anehnya Biloi dan  Sape'i yang bertarung.

"Tararara.... Ting Ting! Ting Ting!" seperti itulah nada game itu, aneh banget.

"Ciatt!" Biloi tertusuk pedang Sape'i. Dimana Biloi adalah orangnya Samsul, dan Sape'i orangnya Su'ep.
 "APE APE! DAK TERIMA KU KALAH! WOI LOI NGAPE KA KALAH!" kata Samsul marah-marah.
"Ka yang main, ngape ka nyalahku?" kata Biloi.
"OI EP! KA NE OK BUNUH BILOI!" Teriak Samsul pada Su'ep.
"Mane ade! Sape'i to!" kata Su'ep.
"NGAPE KU??" Kesal Sape'i.
"Baiklah, jika itu keputusan kalian!" ucap Biloi alay.
"Oi! Ka to yang mati!" teriak ketiga anak itu.
"Aok ok!"Biloi nepok jidat. Mereka berempat sibuk berkelahi sebelum akhirnya Suparman datang.

"oi! Dak usah bekelai oi!" teriak Suparman.
"DIEM KA!" Teriak ke empat anak itu.
"Ku ade kabar gembira untuk kita semua!!" kata Suparman.
HA? KABAR? GEMBIRA?? tanya ke empat anak itu. Dan tiba-tiba muncul Mpok Ipeh, ntah dari mana asalnya.

"Kabar gembira untuk kita semua... kini ipad, sudah ada estraknya... Ipad hadir tuk temani hari kita. Jadikan hari ini hari ipad...
Cungek? good...
Cungek? good...
Cungek? good...
"Katakan sekali lagi?" kata Mpok Ipeh.
Cungek? good...
Cungek? good...
Cungek? good...

Dan merekapun menyanyi

Bersambung......

Apel Cungek Season 1

Pada suatu malam, ada tiga orang anak yang sedang ngeronda. Mereka sedang ngobrol-ngobrol.

"Oi, mane Samsul ne oi?" tanya Sape'i.
"Aok ok, mane ok die ne?" tanya Biloi.
"Adoy, mane enta jawe sikok ne!" kesal Su'ep.
"Masak gek kite betige cemane kelak ade hantu hi........."kata Sape'i.
"Hii, atut ku!" jawab Su'ep.
"Badan ka nektu besak e! Masak ka takot?" tanya Biloi.
"Ku dak de takot, ku ngeri..."ucap Su'ep.

Tiba-tiba datanglah Samsul dengan suatu barang yang tidak diketahui oleh ketiga anak itu.

"Oiii, ku ade ipad baru.. merek e, apel cungek!" ucap Samsul.
"Ha?I-pad? Ape tu I-pad?" tanya Sape'i kebingungan dengan logat yang ndeso banget.
"Yang dipicit-picit tu ok, oh layar cuit."kata Su'ep.
"Wuih... mengkilat e? Acak ne kek ngiris sayur!" kata Biloi lebih ndeso lagi.
"We... ndeso ikak ne! Ni ne acak fa-ce-bo-ok, BBM, Li-ne."ucap Samsul yang sebenernya ngucapinnya sama aja ndesonya.
"BBM? Bahan bakar minyak tu ken?" tanya Su'ep.
"Bukan! Yang ca-ting-ca-ting to..." kata Samsul.
"Ohh...."ketiganya mengangguk-angguk paham.

"Duarr! Duarrr!" terdengar suara tembakan yang berasal dari ipad Samsul. Namun saking ndesonya mereka tiarap dan dengan inisiatifnya Su'ep membakar ipad Samsul di kobaran api. Samsulpun histeris melihat apel cungeknya dilempar Su'ep ke kobaran api.

"Setelah lama kita berteman! Ini semua salahmu!"kata Samsul mendorog Su'ep, namun karena Su'ep badannya besar ia malah yang jatuh.
"Kenapa aku terus yang disalahkan?" tanya Su'ep.
"Samsul......."teriak Sape'i gaje.
"Baiklah, jika itu keputusan kalian." kata Biloi alay ala iklan lifeboy.
"Lalah ku merajok, ku pulang!" kata Samsul yang meninggalkan ketiganya.

Bersambung..........

Baca kelanjutan ceritanya, di Apel Cungek Season 2

Senin, 03 November 2014

Baby Sister Dak-dakan- Cerpen Karya Dhiba Esperanza

Dua hari sebelumnya.....

"Loi, nginep di rumahku yuk!" ajak Samsul pada temannya itu.
"Kok mesti nginep ke rumahmu?" tanya Biloi.
"Habisnya, di rumahku gak ada siapa-siapa nih! Cuma aku sama adekku untuk beberapa hari. Ayo lah... kamu gak kasian apa sama temenmu ini?" Samsul merayu Biloi untuk nginep di rumahnya, waktu itu bulan Ramadhan.

Hariha....

"Eh? Bawak guling kamu Loi!" Samsul kaget melihatnya.
"Yaiyalah... biar nyaman." jawab Biloi, iapun masuk ke rumah Samsul.
"Apa kita bener harus ngurusin anak tahan banting ini?" tanya Biloi yang gak tahan karena Ata adek Samsul nangis terus.
"Aduh Loi, aku juga males sih ngurusin adekku." ucap Samsul.
"Terus makannya?"tanya Biloi.
"Aku yang masak!"Ucap Samsul dengan bangga.
"Emang kamu bisa masak?" tanya Biloi ngeremehin.
"Tenang! Aku udah diajarin ibuku masak!" kata Samsul dengan kebanggaan.

Malam Harinya..............

"Huaaa.........Huaa..." tangis Ata adik Samsul yang minta di temenin main game.
"Aduh Sul, aku ngantuk nih. Adekmu kok gak tidur-tidur sih? Ini udah hampir tengah malam lho." ucap Biloi yang ngantuk di tarik-tarik untuk maen game. Sementara itu Samsul sudah tidur nyenyak.
"Kurang ajar nih Samsul!" ucap Biloi. "Mendingan ku diemin aja, ntar juga tidur." ucap Biloi.

Hari Kedua....

"Huaa.....Hua...." tangis Ata kembali.
"Pagi-pagi gini dia mau ngapain lagi sih?" tanya Biloi.
"Kamu ini gangguin aja, pergi sana!" marah Samsul. Saat itu ia dan Biloi lagi nonton film di laptop. Adeknyapun guling-guling, lompat-lompat, teriak-teriak gara-gara gak di kasih. "Hih! Nih!! Maen sana!!"Samsulpun kesal. Namun Ata malah narik-narik Biloi buat maen sama dia. Sedangkan Biloi lagi males, jadi ia gak mengubris Ata. Atapun kembali guling-guling, lompat-lompat, teriak-teriak.
 "Berisik nih!" ucap Samsul yang udah kesal. Mereka lagi main tab.
"Udah gak usah di hiraukan. Nanti dia tidur!" ucap Biloi.
"Hua.....Hua...." tangis Ata.
"Aduhh..."kesal Samsul.
"Udah gak usah di hiraukan. nanti dia tidur. Beberapa kali kejadian ini terulang dan akhirnya Atapun tidur beneran.
"Kan ku bilang apa? Dia bakalan tidur kok." ucap Biloi dengan tenang. Samsul masih terbengong karenanya.

Hari ketiga....

"Loi, nanti temen-temen sekelasku mau dateng nih. Kita buka bersama... Wah! Pasti banyak makanan nih!" ucap Samsul geregetan.
"Puasa lo Sul!" ucap Biloi. Yang di kerjakan mereka pagi ini adalah.

"Udah selesai belum nyuci piringnya?" tanya Samsul.
"Ntar lagi." ucap Biloi. Saat itu dia nyuci piring dan Samsul beres-beres untuk menyiapkan sore nanti.
"Samsul!" teriak seseorang dari luar.
"Masuk aja Sap!" teriak Samsul. Sape'ipun masuk, ia bersama Su'ep.
"Ayo langsung diberesin."ucap Sape'i. Pagi itu mereka beres-beres, dan setelah itu....

DIA BANGUN

"aa...aaa..."tarik Ata pada HP Biloi sehingga berlumuran air liur. Biloi jadi jijik, iapun mengambil HPnya dan Ata menangis. Untuk beberapa saat ia bisa tenang karena Sape'i ngajak dia maen. Tapi yang paling parah waktu adegan ini!!!!

"Sap, Loi, kita ke warung dulu ya!" teriak Samsul dan Su'ep.
"Apa!! Ata nya gimana dong?" tanya Biloi.
"Jagain bentar!"teriak Samsul. Dan kejadian berikutnya, Biloi dikejar-kejar Ata, dan bodohnya yang mereka lakukan adalah memutari kursi sambil berteriak "Aaaaaaaaaaa........."

"Sap tolong aku Sap!!!!!" Biloipun berlari ke arah depan maksudnya untuk lari ke pintu depan. Namun karena Ata terlalu cepat iapun masuk ke dalam kamar Samsul dan mengunci pintunya. "Tolong....Tolong...." teriak Biloi dari dalam.

"Aaaaaaaaaaaaa.........."Setelah Biloi terkunci, Sape'i pula yang dikejar. "Loi! Tolong aku Loi! Pintunya di gembok!!"teriak Sape'i.

"TIDAK!!!!!" teriak mereka bersamaan. Dan yang paling parah, ternyata Samsul dan Su'ep ketawa dari luar.

Sabtu, 01 November 2014

Asal Usul Kecirit- Cerpen Karya Dhiba Esperanza

Pada suatu hari Biloi merestart ponselnya. Tahu-tahu saja ada aplikasi Line yang tidak pernah ia download ada di ponselnya. Ujung-ujungnya ia mendaftar dan mendownload beberapa sticker di aplikasi itu. Namun karena ia tak punya teman untuk di ajak ngobrol maka ia tidak bisa apa-apakan aplikasi itu.

"Kriingg.............." bel sekolah berbunyi tanda istirahat. Biloi kembali bertemu dengan Samsul dan Sape'i.
"Kalo kita ngerestart HP apa yang terjadi sih?" tanya Samsul. Kebetulan, pikir Biloi.
"Kemarin aku coba, tiba-tiba ada aplikasi Line di HP ku." cerita Biloi.
"Aku punya Line Loi, apa id mu?" tanya Sape'i.
"joudakei." ucap Biloi.

Setelah pulang sekolah, akhirnya Biloi melihat pertemanannya. Nama Sape'i sudah ada di sana, iapun mengklik nya dan mengirim pesan pada Sape'i.

"Oi." kata pertama yang ia kirim. Begitulah, akhirnya mereka chat dan Biloipun merasa ketagihan main Line. Ia dan Sape'i bergantian berkirim sticker dan kadang-kadang obrolan mereka aneh dan tidak masuk akal. Mereka memang remaja unik yang aneh dan gokil.

Setiap hari setelah pulang sekolah pasti Biloi dan Sape'i chat di Line. Pagi, siang, sore, malam, sambil makan, sambil nonton, sambil baring. Bahakan suara makan mereka sering mereka kirim di chat mereka. Sampai akhirnya Biloi dan Sape'i kehabisan topik pembicaraan.

"Kenapa sih Sap, kecirit ya?" tanya Biloi di Line.
"Iya." jawab Sape'i. Begitulah, mereka memang remaja yang aneh bahkan hal-hal seperti ini pun diperbincangkan dan akhirnya mereka kalau apa-apa selalu bilang 'kecirit'. Contohnya saja...

"Kalian kenapa?" tanya Samsul.
"Kecirit Sul." ucap Sape'i dan Biloi bersamaan. Sampai-sampai akhirnya mereka kecirit beneran.

Sape'i menceritakan di Line bahwa malam-malam ia kecirit. Tengah malam pula, Biloi tak habis lagi untuk tertawa. Ia terus mengata-ngatai Sape'i yang buang air di celana tengah malam. Sape'i hanya bisa diam untuk itu.

Namun berikutnya, Biloi mengalami hal yang sama. Ia juga kecirit, ia menceritakannya pada Sape'i di Line. Sape'ipun membalasnya dan tertawa. Ia menscreen chat mereka dan memasukannya ke media sosial. Biloi sangat malu karenanya.

Hebohnya Lagu Rhoma- Cerpen Karya Dhiba Esperanza

Biloi, Samsul, Su'ep, Sape'i terpilih untuk mengikuti Jambore Ranting. Ini semua karena mereka sudah mengejar SKU ramu mereka dan berhak mengikutinya. Suatu kebanggaan buat mereka untuk mengikuti perkemahan ini sebagai duta sekolah.

Yang dilakukan adalah persiapan lomba, yaitu berlatih. Bahkan untuk mendirikan tenda, menyiapkan pagar, gapura, dan berbagai alat-alat lainnya yang digunakan untuk berkemah nanti. Bahkan juga yel-yel, itu adalah hal yang menyimbolkan kekompakan kita.

Suatu saat di saat latihan. Biloi dan Su'ep di suruh menyiapkan kayu sementara yang lain sedang membuat gapura.Tiba-tiba saja ketika sedang memegang kayu itu dengan posisi yang sedang bermain gitar Biloi kepikiran lagu Rhoma Irama yang berjudul Santai.

Ia memaju mundurkan kayu itu seperti sedang bermain gitar ala Roma Irama, lalu ia pun bersenandung, "Teng tereng... terereng tereng... terereng... santai....." seperti itu terus sehingga Su'eppun jadi ikut-ikutan deh. Mereka terus bersenandung dan kata santai selalu diganti.

"Kalian ngapain? Gila ya?" tanya Yosep.
"Ha? Gila?" tanya Biloi dan Su'ep sama-sama. "Teng tereng... terereng tereng... terereng... gila....." begitulah jika ada yang mengatakan sesuatu pasti mereka akan menyanyikan lagu itu terus.

Berkali-kali orang-orang ngatain mereka gila, aneh dan semacamnya tapi rupanya mereka ketagihan. Contohnya Samsul, dia juga ikutan ketagihan dan para anak scout lainnya. Bahkan mulut rasanya letih hanya untuk menyanyikan itu saja.

Dan di hariha ketika Jambore. Yang mereka nyanyikan juga itu-itu saja, sampe-sampe panitia juga kena virus Tereng. Alias virusnya lagu Rhoma Irama, namun itulah yang membuatnya terkenal. Su'ep dan Biloipun senang karena ide mereka diminati.

Gadis Berpenggaris- Cerpen Karya Dhiba Esperanza

 Suatu ketika Biloi sedang menceritakan mengenai anjing betina galak yang bisa bawa penggaris di kelas mereka,

"Kamu tahu tidak?" tanya Biloi pasang muka serius.
"Kenapa?" heran Samsul dan Sape'i.
"Di kelas kami, ada anjing betina galak yang bisa bawa penggaris!" ujar Biloi dengan bersemangat.
"Eh? Hebat banget tuh bisa bawak penggaris!" ujar Samsul.
"Ya, hebatnya lagi! Itu adalah senjata ampuh yang digunakannya untuk melawan para umat kelas kami!!" ujar Biloi.
"Wih!" Sape'i benar-benar penasaran. "Siapa dia?"
"Namanya adalah! Lalak!" ucap Biloi.
"Dia kan manusia." ucap Samsul.

"Arrrrrrrrrhhhhhhhhh..... Jangan Lak! Jangan!" teriak anak bernama Agus sambil lari-lari karena dikejar oleh Lalak yang membawa penggaris 'BESI'.

"Ku bilang juga apa! Dia berbahaya!" ucap Biloi sok cool.
"Betul itu betul..." ujar Sape'i.
"Kamu pegang aja! Arrhh... dia akan mengejar!" cerita Biloi.
"Sebentar, aku akan membuat pemberitahuan anjing galak dan menempelkannya di depan pintu kelas." ucap Biloi.
"Hei, itu jahat sekali!" ujar Samsul.
"Habisnya dia menyebalkan. Kamu akan tahu kalau sekelas dengannya, dia selalu gebukin orang pake penggaris. Siapa tahu dia sadar nanti kalau udah dibikinin." ujar Biloi.

"Arrhhhhhhhhhhhhhhhhh............." teriak Agus kembali karena dikejar Lalak.
"Mungkin itu tidak berhasil." ucap Biloi sambil menghela nafas.

Yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa agar orang-orang selamat dari marabahaya ini. Semoga Lalak dibukakan pintu hatinya dan dijauhkan dari penggaris 'BESI' yang sudah banyak menelan korban itu.
 

Mengalir Seperti Sungai-Cerpen karya Dhiba Esperanza

Di sebuah desa hiduplah seorang anak bernama Biloi. Sebelumnya dia tinggal di Yogyakarta, namun karena suatu hal dia harus pindah ke Bangka. Dia pindah ke Bangka ketika ia kelas 5 SD, dan itu sangat berat baginya.

Ia masuk ke sekolah yang cukup terkenal, pada awalnya menjadi murid pindahan adalah hal yang sulit baginya. Ia belum bisa mendapat teman, apalagi dia adalah seorang anak yang pemalu. untuk beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru butuh waktu setengah tahun baginya.

Pada semester ke dua dia mulai berteman dengan anak bernama Samsul. Anak nakal yang cukup nyentrik di sekolah. namun sebenarnya dia adalah anak yang baik. Biloi merasa ia adalah teman yang sepaham, merekapun menjadi sahabat.

Mereka berdua lulus dari sekolah dasar itu dengan nilai yang cukup baik, dan masuk ke SMP yang sama. SMP itu cukup terkenal dan dekat dengan SD mereka yang dulu. Merekapun tetap berteman di SMP dan selalu bermain bersama. Di sekolah itu pula mereka berkenalan dengan Sape'i dan Su'ep, dua orang anak humoris.

Perjalanan tidak berhenti begitu saja, Biloi mulai tertarik pada pramuka setelah berada di sekolah itu. ia melihat seorang kakak kelas yang berhasil ke Jepang dan mengharumkan nama sekolah. ia juga ingin menjadi seperti itu dan pergi ke Jepang.

"Loi, kamu tahu tidak kita akan menyusuri pantai!" Ucap Samsul bersemangat.
"Bener ni Sul? Aku pasti ikut dong!!" ujar Biloi. "Mari kita beritahu Sape'i dan Su'ep!" ajaknya.

Setelah memastikan bahwa Sape'i dan Su'ep akan ikut. Biloi sudah tak sabar menanti hari dimana mereka akan menyusuri pantai, terbayang-bayang dibenaknya seberapa serunya nanti. ia sudah tak sabar menunggu hari itu.

Hari itupun datang. Dengan bersemangat para pramuka ini menyusuri pantai, derap kaki mereka terdengar di antara suara ombak yang menghantam bebatuan yang ada di pantai. Nyanyian-nyanyian mereka membakar semangat untuk terus melangkah.

"Disini senang...di sana senang.... dimana-mana hatiku senang... oeo...." begitulah sekiranya nyanyian mereka.

Tapi kisah dari mereka taklah habis disini, mereka kembali hadir dalam Jambore Ranting dan menjadi orang-orang yang terpilih untuk mewakili sekolah mereka. suatu kebanggaan sendiri ketika bisa melakukannya. berlatih dengan giat adalah hal baik yang bisa dilakukan, namun pasti ada juga masalahnya.

Yaitu Angeli, ketua regu mereka yang tidak konsisten dan menyebabkan mereka kesal. Dan dari kekesalan itulah muncul ide kreatif yaitu Apel Cungek. Drama komedi yang menceritakan empat orang anak udik yang tidak tahu teknologi masa kini yang bernama Ipad. Mereknya menjadi Apel Cungek padahal sebenarnya Apple, tapi mereka diceritakan udik jadi gambar apel yang cungek itu jadi begitu.

Perkemahanpun dilaksanakan, mereka mengikuti setiap lomba dengan baik. tinggal menunggu pementasan mereka malam nanti dan itu sangat menegangkan. dan saat-saat sebelum itu...

"Sul, kebelet pipis nih!" bisik Biloi.
"Sesudah pentas saja! Nah, kita dipanggil. Ayo cepat!" ucap Samsul. Biloipun harus menahan hal itu. Ceritapun dimulai.

"Oi, mane Samsul ne oi??" Ucap Sape'i.
"Aok ok? mane ok die ne?" Tanya Biloi.
"Mane enta jawe sikok ne!" Gerutu Su'ep.
"Masak gek kite betige? Cemane kelak ade hantu? Hi....." Ucap Sape'i.
"Hi... atut ku!" Kata Su'ep.
"Badan ka nek tu besak e masak ka takot??" Tanya Biloi.
"Ku dak de takot! ku ngeri..." Ucap Su'ep. Tiba-tiba datanglah Samsul dengan suatu barang yang tidak diketahui mereka.
"Oii...... ku ade ipad baru! merek e apel cungek...." Ucap Samsul memamerkan barang yang bernama ipad itu.
"Ha! Ipad?? Ape Ipad??" Sape'i penasaran.
"Yang acak dipicit-picit tu ok? oh... layar cuit!" Ucap Su'ep.
"Wuih.... keren e!! Mengkilat ulik, acak ne kek ngiris sayur!!" Kata Biloi melihat kaca ipad Samsul yang mengkilap.
"Ndeso ikak ne! ni ne... acak fa-ce-bo-ok, BBM, li-ne...." Kata Samsul dengan pengucapan yang udik sekali.
"Ha? BBM? Bahan bakar minyak tu ken?" Kata Su'ep heran.
"Bukan! yang chatting-chattingan to..." kata Samsul.
"Ohh..." ucap mereka bersamaan. tiba-tiba terdengar suara tembakan dari ipad Samsul dan mereka mengira ada bahaya. Su'ep pun segera melempar ipad Samsul ke kobaran api. Dan mereka semua tiarap kecuali Samsul yang teriak histeris.
"Setelah lama kita berteman ini semua salahmu!" ucap Samsul mendorong Su'ep, namun karena ia bantet Samsul yang jatuh.
"Kenapa aku terus yang disalahkan??" teriak Su'ep alay.
"Samsul...." teriak Sape'i lebih alay lagi.
"Baiklah! jika itu keputusan kalian!" dan Biloi tak kalah alaynya dengan meniru iklan sampo lifeboy. Semua orang tertawa ketika drama selesai dan seluruh perkemahanpun terkena virus Apel Cungek.




 Biloi tak dapat melupakan kenangan itu, walaupun perkemahan sudah selesai. itu adalah saat-saat mengasyikan. apalagi kita di pramuka melakukan semuanya sendiri, ini melatih kita untuk mandiri. Biloi tak dapat melupakan semua rangkaian proses ini yang berawal dari ide iseng dan kekesalan berakhir menjadi karya kreatif yang menghibur.

Proses yang bagaikan alir sungai yang mengalir. berawal dari sebuah mata air kecil, tapi hadiahnya di ujung nanti adalah air terjun yang indah. Begitulah bagaimana kisah ke empat anak remaja itu tumbuh. Terus mengalir, dan melewati berbagai rintangan.

                                                                                                                             Dhiba Esperanza