Ketika sedang berjalan menuju rumah Samsul...
Sore itu, Biloi dan Samsul berjalan ke rumah Samsul. Mereka sudah berada di jalan dekat gang sempit yang akan menuju rumahnya dan disanalah terjadi sesuatu. Biloi dan Samsul cengo ngeliatin mbak-mbak yang lagi boncengin seorang anak kecil, bukan masalah apa, tapi adiknya Samsul ternyata adalah anak yang diboncengin itu.
"Sul, adek lu tu!" ucap Biloi dengan wajah cengo setengah mati.
"Astaghfirullah... waduh, gimana nih Loi?"tanya Samsul.
"Sana lo panggil." saran Biloi yang melihat mbak-mbak itu bolak-balik naik motor mengitari jalan itu. Mungkin ia mencari orang tuanya anak kecil yang ia bawa.
"Gak Loi!" kata Samsul menolak.
"Ko engga? Kasian tuh mbak-mbaknya nyariin dari tadi." kata Biloi yang bukan kasihan pada adik Samsul.
"Aduh Loi, malu tau... Lu liat deh, adek gue aja pura-pura gak tau sama gue saking seneng diajak jalan-jalan. Lah kalo gue ngaku tu adik gue? Malu Loi!"
"Kakak gak baik lu Sul. Samperin sana!" ucap Biloi menyikut Samsul. Samsul malah sembunyi ketika mbak-mbak itu lewat lagi.
"Jangan bilang itu adek gue! Jangan dibilangin!" kata Samsul bisik-bisik.
"Kasian tuh. Gue bilangin ajalah!" ucap Biloi.
"Jangan Loi. Jangan kasih tau itu adek gue." kata Samsul. Akhirnya mbak-mbak itu gak disitu lagi, Samsulpun mengajak langsung ke rumahnya. "Udah deh Loi, kita langsung ke rumah aja."
"Tapi kan adek lu-"
"Udah, cepetan!"
Sesampainya dirumah....
"WADUH!" Biloi dan Samsul kaget melihat mbak-mbak itu udah ada di rumah Samsul. "Gawat nih Loi. Cepet masuk." bisik Samsul. Merekapun langsung masuk secepat kilat.
"Sul, lu ladenin sana tu cewek." kata abangnya Samsul menyuruh kami keluar dari intip-intipan.
"Ngak ah bang, lu aja deh. Malu gue!" kata Samsul. Merekapun berdebat sementara mbak-mbak itu masih nemenin adeknya Samsul.
"Duh, gila ni kakak adek, sama sekali gak mau ngakuin adeknya." batin Biloi. Akhirnya abangnya Samsul keluar dan memberi air putih lalu masuk lagi dan tidak menghiraukan cewe itu. Biloi dan Samsul masih dalam aksi intip-intipannya. Sampe akhirnya si mbak-mbak itu pulang dan adeknya Samsul berhasil kembali ke dalam.
"Gila tuh, mbak-mbaknya di kacangin.." kata Biloi berkata pada Samsul ketika cewe itu mau pergi. Adeknya Samsul tampak tak suka dan sedih.
"Bener-bener tu anak bikin repot." ucap Samsul lalu membawa adeknya masuk.
Tamat...
Kamis, 05 Februari 2015
Sabtu, 13 Desember 2014
Ngajar Nyait Dak Acak Nyait
Ketika sedang berjalan di koridor sekolah Biloi dan Samsul bertemu dengan ibu guru. Mereka disuruh menjahit taplak meja. Akhirnya Biloi dan Samsul setuju untuk menjahit dan malamnya Biloi menginap di rumah Samsul.
"Sul, jadi... kite jahit dirumah Mumut?" tanya Biloi.
"Aokla, die ken ade mesin jait."kata Samsul.
"Ikak nyarik mesin jait? Tu to mesin jait!" kata Kakak perempuan Samsul yang mendengar percakapan keduanya.
"Ade ok?" kata Samsul, ia langsung berlari menuju mesin jait. Setelah kakaknya pergi, Biloi dan Samsul sibuk ngotak-ngatik mesin jait itu. "Loi, ni ne cemane?"
"Ku ge dak tau." kata Biloi akhirnya malah main gitar Samsul. Setelah menyerah akhirnya Samsul berkata, "Loi, ku dak acak makai e."
"Lah, kite jait diwek bai." kata Biloi. "Ade jarum kek benang yang same warna e dak?"
"Ade, nih..." akhirnya mereka mulai menjahit.
"Sul, cemane jait e ne?" tanya Biloi. "Sul... cemane sul?"
"Cemtula..."kata Samsul. Akhirnya Biloi meneruskan menjahit dan ia sudah megulang jahitannya 3 kali.
"GILE PAYAH E! Sul! Ajarken!" kata Biloi frustasi, mereka sampe begadang jait satu kain saja.
"Ha, ni ne.. masukin ke ni... ni ne acem ni,.."kata Samsul mengajari Biloi.
"Oh, lah ngertilah.."kata Biloi. Ia akhirnya mulai menjahit dari awal lagi. Terlihat Samsul sudah lelah, ia baring-baring sambil menjahit. Setelah selesai, merekapun tidur.
Keesokan harinya...
"Sul, mane jaitan ikak kemaren," tanya ibu guru.
"Oh, ni buk."kata Samsul.
"Ya allah dak rapi e..." kata Ibu guru.
"Yang Samsul tu buk. Nih yang ku e.." kata Biloi.
"Ha, ni baru rapi." kata Ibu guru.
Setelahnya Lalak menemui mereka.
"Ikak ngape?" kata lalak.
"Ka tingok Samsul nyait, kirak e je yang ngajarku nyait. Die yang acak2an e..."kata Biloi.
"Heheheh..."kata Samsul.
"Sul, jadi... kite jahit dirumah Mumut?" tanya Biloi.
"Aokla, die ken ade mesin jait."kata Samsul.
"Ikak nyarik mesin jait? Tu to mesin jait!" kata Kakak perempuan Samsul yang mendengar percakapan keduanya.
"Ade ok?" kata Samsul, ia langsung berlari menuju mesin jait. Setelah kakaknya pergi, Biloi dan Samsul sibuk ngotak-ngatik mesin jait itu. "Loi, ni ne cemane?"
"Ku ge dak tau." kata Biloi akhirnya malah main gitar Samsul. Setelah menyerah akhirnya Samsul berkata, "Loi, ku dak acak makai e."
"Lah, kite jait diwek bai." kata Biloi. "Ade jarum kek benang yang same warna e dak?"
"Ade, nih..." akhirnya mereka mulai menjahit.
"Sul, cemane jait e ne?" tanya Biloi. "Sul... cemane sul?"
"Cemtula..."kata Samsul. Akhirnya Biloi meneruskan menjahit dan ia sudah megulang jahitannya 3 kali.
"GILE PAYAH E! Sul! Ajarken!" kata Biloi frustasi, mereka sampe begadang jait satu kain saja.
"Ha, ni ne.. masukin ke ni... ni ne acem ni,.."kata Samsul mengajari Biloi.
"Oh, lah ngertilah.."kata Biloi. Ia akhirnya mulai menjahit dari awal lagi. Terlihat Samsul sudah lelah, ia baring-baring sambil menjahit. Setelah selesai, merekapun tidur.
Keesokan harinya...
"Sul, mane jaitan ikak kemaren," tanya ibu guru.
"Oh, ni buk."kata Samsul.
"Ya allah dak rapi e..." kata Ibu guru.
"Yang Samsul tu buk. Nih yang ku e.." kata Biloi.
"Ha, ni baru rapi." kata Ibu guru.
Setelahnya Lalak menemui mereka.
"Ikak ngape?" kata lalak.
"Ka tingok Samsul nyait, kirak e je yang ngajarku nyait. Die yang acak2an e..."kata Biloi.
"Heheheh..."kata Samsul.
Senin, 24 November 2014
Sampe Muntah-Muntah
Pada hari Minggu anak pramuka dari sekolah Biloi mengikuti lomba di polres. Dan cerita menariknya adalah......
"Loi, ku nek birak e." kata Samsul yang saat itu mereka sebentar lagi akan lomba PBB.
"Tunggu bentar nih Sul!" kata Biloi. "Sebentar lagi giliran kita nih..." lanjut Biloi. Setelah selesai PBB mereka semua beristirahat dan makan, Samsul kembali merasakan mulesnya.
"Loi, ku nek birak e." kata Samsul kembali. Biloi baru mau menjawab tapi Suparman sudah memutus dulu.
"Ku ge nek birak e sul." katanya. Merekapun akhirnya pergi berdua ke WC.
"Ku duluk Man ok!! Ka tunggu ku, ku saket perot ne..." kata Samsul.
"Aokla." kata Suparman, lama sekali Samsul keluar. Suparman sampai seperti orang hilang gara-gara nungguin dia. Dan akhirnya Samsulpun keluar.
"Lame e ka ne... giliran ku pulik!" kata Suparman. Tak lama Suparman masuk, ia keluar lagi. "Gile busok e Sul. Makan ape ka?" tanya Suparman, iapun beralih ke WC lain. Samsul gantian menungguinya dan datanglah beberapa kakak kelas masuk ke WC bekas Samsul tadi.
"Uekk... Hoekkk!" salah seorang dari mereka muntah. Dengan sok polos Samsul berkata.
"Ngape bang?" tanyanya.
"Die ne muntah gara-gara nyium bau WC." Jawaban salah seorang temannya membuat Samsul terbahak-bahak. Setelah Suparman keluar, ia bertanya kenapa Samsul tertawa keras sekali. Samsulpun menceritakan kisahnya dan Suparman ikut tertawa.
"Loi, ku nek birak e." kata Samsul yang saat itu mereka sebentar lagi akan lomba PBB.
"Tunggu bentar nih Sul!" kata Biloi. "Sebentar lagi giliran kita nih..." lanjut Biloi. Setelah selesai PBB mereka semua beristirahat dan makan, Samsul kembali merasakan mulesnya.
"Loi, ku nek birak e." kata Samsul kembali. Biloi baru mau menjawab tapi Suparman sudah memutus dulu.
"Ku ge nek birak e sul." katanya. Merekapun akhirnya pergi berdua ke WC.
"Ku duluk Man ok!! Ka tunggu ku, ku saket perot ne..." kata Samsul.
"Aokla." kata Suparman, lama sekali Samsul keluar. Suparman sampai seperti orang hilang gara-gara nungguin dia. Dan akhirnya Samsulpun keluar.
"Lame e ka ne... giliran ku pulik!" kata Suparman. Tak lama Suparman masuk, ia keluar lagi. "Gile busok e Sul. Makan ape ka?" tanya Suparman, iapun beralih ke WC lain. Samsul gantian menungguinya dan datanglah beberapa kakak kelas masuk ke WC bekas Samsul tadi.
"Uekk... Hoekkk!" salah seorang dari mereka muntah. Dengan sok polos Samsul berkata.
"Ngape bang?" tanyanya.
"Die ne muntah gara-gara nyium bau WC." Jawaban salah seorang temannya membuat Samsul terbahak-bahak. Setelah Suparman keluar, ia bertanya kenapa Samsul tertawa keras sekali. Samsulpun menceritakan kisahnya dan Suparman ikut tertawa.
Jumat, 14 November 2014
Distance-Grade 7A stories
Sejarah Gantungnya 7A
Pada
waktu iitu, kelas 7a berisik di kelas. Padahal nih lho, disuruh baca buku
karena mau ulangan Bahasa Inggris. Karena berisiknya minta ampun, Bu Saikipun
datang ke kelas dan marah-marah.
Si
bibi sang ketua kelas yang menjadi biangnya, dimarahi oleh bu Saiki. Dan
keluarlah kata-kata yang menjadi sejarah bagi kebangkitan 7A.
“Kalau
kamu gak dapat 100?? SAYA GANTUNG KAMU!!!” DEG! Seluruh mata memandang ke arah
bibi dan selanjutnya….
“7A?
Gantunggg!!!” dan akhirnya demam gantung menderu.
Hantu Yang Tertindas
Nah,
tokoh utama dari hantu ini adalah Saskia Damayanti. Seorang anak dari kelas
kami yang putih nyelepok kayak hantu. Dikisahkan ia berpacaran dengan Habib.
Dan cinta mati tapi putus nyambung. Setelah lama pacaran, tiba-tiba Habib
mutusin Saskia dan tentunya Saskia galau. Saskia sangat frustasi akan hal itu.
Karena
keimanannya yang masih kurang. Ia memutuskan untuk bunuh diri, di usia yang
baru entah berapa. Ckckck, alangkah malang gadis ini. Ia pergi ke hotel ntah
punya siapa dan melompat dari lantai 364. Akibatnya, tubuhnya hancur
berkeping-keping. Ya iyalah… jelas!! Dan She is dead.
Hal
ini pun dikabarkan di media masa membuat kelas 7A menjadi panik dan
menganggapnya hantu. Karena Saskia masih aja ke sekolah. Emang ada hantu
sekolah? Casper? Ya… dan Habibpun menyesali perbuatannya mengetahui hal
tersebut.
Karena
Habib sangat menyesal, iapun mengambil jasad Saskia dari kuburannya dan disusun
seperti puzzle. Ia terus menyimpannya di kulkas, dan menganggapnya masih idup.
Gila yah? Saskia yang arwahnya tidak tenangpun terus bergentayangan, tapi
sayangnya ia malah tertindas. Kesian……
Sejarah Bibi Berjilbab
Pasti
kalian yang tidak tau, bagi yang waras. Hehe, sorry. Bibi adalah ketua kelas
kita. Kok namanya bisa BIBI??? Dari Shafa Islami Qalbi… dimana kata bibi ya
disini! shafa islami qalBI.
Nah itulah asalnya. Jadi guys, bibi ini sangat tidak mau pake jilbab. Alasannya
karena dia takut wajahnya jelek. Tapi emangnya wajahnya bagus? Sudah, jangan
dibicarakan….
Jadi,
pas ada pawai budaya, demi kedaulatan dan kedaimaian (LEBBE). Yah, demi sekolah
agar menang pawai ia memakai jilbab. Ia datang paling akhir ketika disuruh
kumpul karena malu. Ia menutup mukanya, dan disaat yang tepat. Dhiba yang
sangat baik hati, ia memfoto bibi. Setelah dipuji cantik… barulah ia beraksi.
SELFIE!!!
Yah, ini adalah saat ia melihat foto-fotonya dan mengatakan
dalam hati. “Cantiknya aku.” “Cakep muke ku.” “Cantik ge ku ne!” “Astaga! Baru
sadar ku bagus bejilbab.” “Pati banyak yang naksir kek ku!” dan kata-kata
lainnya di dalam batinnya yang memuji dirinya.
Julukan Bibi
Bibi yang memang cerewet dan suka marah-marah emang punya
julukan lain yang membuat ia merasa terkenal. Karena kemiripannya dengan
primata, bangsa bugis, dll. Ia pun dijuluki, Bibi si Bugis/ primata.
Dhiba yang sangat baik hati,
tentunya ingin membantu bibi menjadi tenar dan menyebarkan kebugis-bugisannya
itu. Dan ia pun terkenal akibat kebaikan hati Dhiba Esperanza si penulis
cerita.
Keteledoran Bibi
Waktu
itu, kami berjalan ke rumah seseorang yang inisialnya Sesa kelas 7c. Waktu itu,
ada yang ultah. Dengan kejahilannya, Bibi mengambil sagu itu dan melemparkan ke
seorang laki-laki.
Karena
lupa, bibi tertawa dan malah melap bekas sagu ditangannya ke wajahnya. Sambil
berkata, “Astagfirullah…” dan saat itu kami ngakak ampe atit peyut.
Bisul Bibi
Pada
hari senin datang lah Bibi dengan tanda-tanda mas PUBERnya. Ia terus menutupi
wajahnya hingga kami keheranan. Setelah melihat apa yang terjadi.
JRENGGG!!!
Itu bisul rupanya teman-teman!! Dan kamipun mengejeknya
karena itu adalah bisul buah cintanya dengan kak Naruto. Setelahnya, ia tak
malu lagi dan berkencan dengan kak Naruto.
Cinta Bibi
Di
kelas, Bibi lagi pacaran ama Bima. Saat Haking, ia jatuh hati pada Kak Naruto.
Bima yang cinta mati ama Bibi dan tak mau kehilangannya. Melihat Bibi bersama
Kak Naruto dan marah lalu memutuskan hubungannya dengan Bibi.
Bibipun
tak peduli dengan rasa sakit yang dialami Bima dan tetap berkencan dengan Kak
Naruto. Merekapun bertunangan, dan akhirnya ada yang namanya Bisul Bibi.
Cinta Bima
Setelah
diputusin Bibi, Bima amat patah hati dan galau. Ketika ia sedang belajar di
kelas, rupanya Ibu Saiki mengelompokannya dengan Dyna gadis mungil yang
keturunan Cina. Bima Fall in Love.
Ketika
mereka melakukan tugas praktek, Dhiba yang mengetahui perasaan Bima saat itu
membuat intruksi agar Bima menyatakan cinta pada Dyna. Bima gugup, dan ia
mengatakan.
“I
like you! Are you like me?” tanya Bima.
“NO!”
jawab Dyna, dan Bimapun frustasi lagi.
Malang nasibmu nak!
Perebutan Bibi
Bima
jatuh hati pada keceriaan Bibi lagi. Ia berusaha PDKT lagi ama Bibi dan berniat
merebutnya dari Naruto itu. Tiba-tiba Bima tau sahabatnya Rendy jatuh hati pada
Bibi. Dengan marah ia berkelahi dengan Rendy hingga Bima jadi profesor dan
Rendy jadi Shincan. Tapi Bibi tetap setia ama Kak Narutonya.
Kebangkitan Saskia
Saskiapun
sadar dari penindasannya selama ini oleh para manusia. Ia mendatangi rumah
Habib. Ia tak menyangka Habib menyimpan jasadnya. Habib yang punya indra ke 7
langsung melihatnya dan menagis tersedu-sedu hingga Jakarta banjir. Saskia amat
senang dan mereka menjalin kasih kembali. Mereka kawin lari, dan Saskia ingin
balas dendam.
Hantu Kipas Angin
Setelah
punya 100 anak tuyul. Saskia kembali ke kelas 7A, Ia sudah tak ditindas lagi.
Tapi rupanya Ridho bermusuhan dan benci padanya, ia ngatain Saskia dan mereka
berkelahi.
Tak
disangka-sangka kipas anginnya muter kekencengan dan jatuh menerabas Saskia.
Saskia mati na’as sebagai hantu dan organ-organnya berceceran. Saskiapun mati
lagi, Habib yang kesalpun jadi menceraikannya mengajak 100 anaknya ngepet.
Perceraian Bagas Dan Fajar
Bagas
dan Fajar harus duduk dibangku yang sama, tanpa sengaja keduanya jatuh hati
satu sama lain. Merekapun menikah, dan saling mencintai. Sayangnya, hubungan
itu tak bertahan lama karena ada orang ketiga yang bernama Acil.
Acil
adalah murid pindahan dan namanya aneh sekali, awalnya diam lalu langsung jadi
setan. Ia merusak hubungan Fajar dengan Bagas sehingga mereka bercerai dan
Fajar pindah dari kediamannya digantikan oleh Acil.
Kawin Lagi
Karena
Acil terus saja menggodanya, Bagas melupakan cinta lamanya dan kawin untuk
kedua kalinya dengan Acil. Setiap hari
mereka bermesraan dibelakang Shafira dan Dhiba. Tapi mendengar Acil pacaran
dengan Dhea, Bagas syok dan mereka berkelahi. Acilpun putus dengan Dhea dan
mereka rujuk kembali, tapi rupanya Acil punya simpanan yaitu Mona.
Tragedi Kapak
Saat
itu, Shafira sedang main cutternya Dhiba yang diambil di kotak pensilnya. Ia
memotong-motong kertas dengan cutter itu. Dhiba yang baik mengingatkan bahwa
itu berbahaya dan sudah mainnya.Shafira masih tak mau dan terus main.
Kapak?
Adalah seorang siswa 7A yang giginya diluar kapasitas. Ia jadi dijuluki KAPAK.
Ketika itu, Kapak menghampiri Shafira. Katanya, ia mau meninju Shafira dan
secara reflek Shafira..
“Sreet!!!”
secara tak sengaja ia menyayat tangan Kapak dengan cutter. Kapak mengaduh,
darah telah berceceran dari tangannya. Katanya tulangnya kelihatan, tentunya
Shafira pucat pasi. Kapak dilarikan ke rumah sakit dan tangannya dijahit.
Sejarah Kata SEBRET
Saat
itu pelajaran Prakarya ibu menyuruh membawa makanan untuk praktek. Kelompok
Ridho berdiskusi tentang apa yang akan dibawa masing-masing orang.
“Ku
bawak SEBRET ok??” kata Ridho, dan itulah awalnya.
Kontroversi Pengeboman Acil
Saat
les Pak Sutisman, kita mau ngebom Acil yang saat itu lagi Ulang Tahun. Telur
dan Sagu memeriahkannya, walaupun sebelumnya kami makan bakso. Kami melempar
Acil, dan hal itu membuat ia bau telur dan sagu yang amat busyukkkk….
Ia
habiskan setengah botol shampo, bahkan saat kami belajar wanginya mandi
tercium. Astaga…. Yang wangi….
Ridho Idiot
Mengenai
pertanyaan siapa yang paling idiot dan teler di kelas? Ini orangnya, orang yang
selalu ngomong ngeracau. Ia adalah laki-laki (ntah itu yang sebenarnya atau
hanya dibuat-buat) yang berada di kelas 7a. Setiap, pertanyaan ia jawab dengan
jawaban bodoh dan linglung tanpa berpikir sama sekali.
“Dho,
kelak nek masak nasi goreng ape?” tanya Bu Nila.
“Ok
nasi digoreng..” jawabnya. Dasar…
Keluarga Primataa
Awalnya
pembetukan keluarga spesial di kelas ini adalah mengatai Fadela mirip monyet.
Tapi malah keterusan, dan malah menjuluki diri masing-masing. Yaitu, Monyet,
Beruk, Kerak, Simpanse… dan ada yel-yel mengenai itu, kami bangga karenanya.
#koplak
Kamis, 13 November 2014
Perjalanan-Cerita 1 Waktu SD
Waktu TK, Biloi mempunyai teman yaitu Supri. Bahkan alasan kenapa Biloi masuk ke SD yang sama dengan Supri ya karena Supri ada di sana. Supri adalah anak yang culun itulah kenapa Biloi selalu ingin melindunginya. Supri sering sekali main ke rumah Biloi, kadang-kadang juga ngajak main ke rumahnya Budi.
Tak lama setelah masuk SD ia mengenal Yoto, dia berbadan mungil. Namun ia akhirnya berteman dengan Yoto. Semenjak saat itu, Biloi duduk dengan Yoto. Namun Biloi tak melupakan persahabatannya dengan Supri. Hingga kelas empat mereka tetap menjadi sahabat baik dan tetap sering bermain bersama.
Waktu kelas 2 ada murid baru yang bernama Alex, ia cukup ganteng tapi sayang Biloi sering meledekin dia. Di kelas 2 juga lah ia pernah datang ke sekolah jam 9, pernah dapat nilai nol lalu dirobek-robek dan dibuang ke tempat sampah yang penuh isinya dan memasukannya ke bagian paling dalam.
Di kelas tiga, ia tuh gak mengerti banget MTK, ia sampe harus mengikuti les dengan gurunya. Untung saja ia cepat mengerti dan lesnyapun sangat menyenangkan. Namun mereka berhenti ketika sudah naik ke kelas 4.
Dan di kelas 4 muncul banyak masalah, dan juga munculnya murid baru yang bernama Jojo. Tapi di sinilah Biloi mulai gila, maksudnya nakal. Ada yang mengatakan bahwa puncak kenakalan adalah waktu kita kelas 4. Banyak sekali hal yang terjadi waktu kelas 4 dan gak bisa di pungkiri. Bahkan juga tragedi yang terjadi ketika ia kelas 4.
Ia mengalami masalah keluarga, awalnya ia gak mengerti. Tapi Biloi kini mengerti hal itulah yang membuatnya dewasa. Biloi sempat sangat menjadi benci pada ayahnya pada masa itu, itu adalah masa-masa sulit dan seharusnya ia sadar hal ini tidaklah harus terjadi. Tapi ini juga yang menyebabkan ia harus pindah ke Bangka Belitung.
Di Yogya, sebelum hari ia akan pergi. Teman-temannya sekelas itu semuanya bermain bersamanya, namun setelah canda ria itu tangisanpun muncul satu persatu. Satu kelas menangisi dirinya, dan parahnya bahkan ada yang sampe pingsan. Tapi dibalik pingsan itu juga ada hal yang lucu.
Contohnya Imin, ia adalah anak nakal. Ia awalnya gak percaya bahwa Supaiman pingsan. "Ah, ini bohong! Bohong ini!" katanya memanggil-manggil nama Supaiman, dan bodohnya ia malah menampar Supaiman untung tidak terlalu keras. "Waduh! Gak sadar nih! Beneran nih, beneran!" teriaknya. Bahkan jika Biloi mengingatnya ia sendiri menjadi tertawa.
Hari-hari pertama pindah yang di lakukan hanyalah meratapi nasib. Karena faktanya Biloi tidak suka pindah, ia lebih suka bersama teman-temannya di Yogya. Namun tangisan ibunya hanya bisa membuat ia paham kenapa ia harus berada disini.
Pagi hari yang cerah, kala itu itu Biloi sedang melihat ke luar jendela kelas. Sekolah ini, tempat ia menimba ilmu. Adalah sekolah yang cukup populer, ia saat ini duduk di bangku kelas 5 SD. Ia seorang pindahan, jadi mungkin untuk semester ini akan sulit mempunyai teman.
Namun, di sekolah ini juga ia bertemu Samsul yang akan menjadi sahabatnya. Di sekolah ini juga ia harus kena masalah dengan kakak kelas. Di cap gak baik, namun untung aja dia gak begitu menghiraukan. Di sekolah, Biloi itu selalu mendapat peringkat utama berlainan dengan Samsul.
Tapi yang paling aneh, Biloi lebih cocok main dengan Samsul. Ia merasa memiliki pemikiran yang sama dengannya, kadang ada yang aneh di saat orang yang pintar sepertinya berteman dengan anak bandel misalnya saja Samsul. Bahkan ada kalanya dimana guru meminta ia agar tidak berteman dengan Samsul karena ia adalah anak nakal.
Di sekolah itu juga, Biloi dekat dengan anak yang bernama Otoy. Mengingat dirinya, Biloi sendiri merasa ia cukup nakal. Hanya saja posisinya sebagai anak yang pandai membuat ia kadang mempunyai batasan sendiri. Di kelas biasanya Biloi dan Otoy malah main internet, dan yang paling parah Biloi itu selalu ketahuan baca komik di kelas. Taktiknya itu adalah, meletakan komik di balik buku mapel.
"Loi, sekali lagi kamu ketahuan. Ibu sita buku ini!" kata Ibu guru.
Awal kelas lima, Biloi sudah menjadi ketua kelas walaupun ia murid pindahan. Ia amat kewalahan menjadi ketua kelas, dan pada masa ia kelas lima itulah ia benci sama anak bernama Ucok. Ucok itu bisa disebut bandit sekolah, guru sampe kewalahan ngurusin dia dan yang paling parah adalah.
"Kamu tuh murid baru! Gak usah sok deh!" ledeknya pada Biloi.
Itu kata-kata yang masih bisa Biloi ingat, apalagi waktu kelas lima adalah Zamannya main BEKEL!!
"Wah kamu kalah tu, sekarang giliranku." kata siswi-siswi yang asyik main bekel.
Gak cuma bekel aja sih, tapi ada hal lain selain itu yaitu RUJAK! Bagi kamu yang baru datang pasti gak mengerti, kenapa namanya mesti RUJAK. Gak cuman itu, Biloi juga harus jadi Mayoret drumband di sekolah itu.
Lalu kelas enam, ia mulai bersahabat dengan Ucok. Anehnya tu temennya Biloi tuh gak logis gitu kalau orang lain yang menilai. Semuanya anak nakal, tapi kenapa bisa serasi sekali dengannya. Di kelas enam, yang paling parah adalah nyontek. Biloi beranggapan inilah zamannya NYONTEK.
Bersambung.........
Tak lama setelah masuk SD ia mengenal Yoto, dia berbadan mungil. Namun ia akhirnya berteman dengan Yoto. Semenjak saat itu, Biloi duduk dengan Yoto. Namun Biloi tak melupakan persahabatannya dengan Supri. Hingga kelas empat mereka tetap menjadi sahabat baik dan tetap sering bermain bersama.
Waktu kelas 2 ada murid baru yang bernama Alex, ia cukup ganteng tapi sayang Biloi sering meledekin dia. Di kelas 2 juga lah ia pernah datang ke sekolah jam 9, pernah dapat nilai nol lalu dirobek-robek dan dibuang ke tempat sampah yang penuh isinya dan memasukannya ke bagian paling dalam.
Di kelas tiga, ia tuh gak mengerti banget MTK, ia sampe harus mengikuti les dengan gurunya. Untung saja ia cepat mengerti dan lesnyapun sangat menyenangkan. Namun mereka berhenti ketika sudah naik ke kelas 4.
Dan di kelas 4 muncul banyak masalah, dan juga munculnya murid baru yang bernama Jojo. Tapi di sinilah Biloi mulai gila, maksudnya nakal. Ada yang mengatakan bahwa puncak kenakalan adalah waktu kita kelas 4. Banyak sekali hal yang terjadi waktu kelas 4 dan gak bisa di pungkiri. Bahkan juga tragedi yang terjadi ketika ia kelas 4.
Ia mengalami masalah keluarga, awalnya ia gak mengerti. Tapi Biloi kini mengerti hal itulah yang membuatnya dewasa. Biloi sempat sangat menjadi benci pada ayahnya pada masa itu, itu adalah masa-masa sulit dan seharusnya ia sadar hal ini tidaklah harus terjadi. Tapi ini juga yang menyebabkan ia harus pindah ke Bangka Belitung.
Di Yogya, sebelum hari ia akan pergi. Teman-temannya sekelas itu semuanya bermain bersamanya, namun setelah canda ria itu tangisanpun muncul satu persatu. Satu kelas menangisi dirinya, dan parahnya bahkan ada yang sampe pingsan. Tapi dibalik pingsan itu juga ada hal yang lucu.
Contohnya Imin, ia adalah anak nakal. Ia awalnya gak percaya bahwa Supaiman pingsan. "Ah, ini bohong! Bohong ini!" katanya memanggil-manggil nama Supaiman, dan bodohnya ia malah menampar Supaiman untung tidak terlalu keras. "Waduh! Gak sadar nih! Beneran nih, beneran!" teriaknya. Bahkan jika Biloi mengingatnya ia sendiri menjadi tertawa.
Hari-hari pertama pindah yang di lakukan hanyalah meratapi nasib. Karena faktanya Biloi tidak suka pindah, ia lebih suka bersama teman-temannya di Yogya. Namun tangisan ibunya hanya bisa membuat ia paham kenapa ia harus berada disini.
Pagi hari yang cerah, kala itu itu Biloi sedang melihat ke luar jendela kelas. Sekolah ini, tempat ia menimba ilmu. Adalah sekolah yang cukup populer, ia saat ini duduk di bangku kelas 5 SD. Ia seorang pindahan, jadi mungkin untuk semester ini akan sulit mempunyai teman.
Namun, di sekolah ini juga ia bertemu Samsul yang akan menjadi sahabatnya. Di sekolah ini juga ia harus kena masalah dengan kakak kelas. Di cap gak baik, namun untung aja dia gak begitu menghiraukan. Di sekolah, Biloi itu selalu mendapat peringkat utama berlainan dengan Samsul.
Tapi yang paling aneh, Biloi lebih cocok main dengan Samsul. Ia merasa memiliki pemikiran yang sama dengannya, kadang ada yang aneh di saat orang yang pintar sepertinya berteman dengan anak bandel misalnya saja Samsul. Bahkan ada kalanya dimana guru meminta ia agar tidak berteman dengan Samsul karena ia adalah anak nakal.
Di sekolah itu juga, Biloi dekat dengan anak yang bernama Otoy. Mengingat dirinya, Biloi sendiri merasa ia cukup nakal. Hanya saja posisinya sebagai anak yang pandai membuat ia kadang mempunyai batasan sendiri. Di kelas biasanya Biloi dan Otoy malah main internet, dan yang paling parah Biloi itu selalu ketahuan baca komik di kelas. Taktiknya itu adalah, meletakan komik di balik buku mapel.
"Loi, sekali lagi kamu ketahuan. Ibu sita buku ini!" kata Ibu guru.
Awal kelas lima, Biloi sudah menjadi ketua kelas walaupun ia murid pindahan. Ia amat kewalahan menjadi ketua kelas, dan pada masa ia kelas lima itulah ia benci sama anak bernama Ucok. Ucok itu bisa disebut bandit sekolah, guru sampe kewalahan ngurusin dia dan yang paling parah adalah.
"Kamu tuh murid baru! Gak usah sok deh!" ledeknya pada Biloi.
Itu kata-kata yang masih bisa Biloi ingat, apalagi waktu kelas lima adalah Zamannya main BEKEL!!
"Wah kamu kalah tu, sekarang giliranku." kata siswi-siswi yang asyik main bekel.
Gak cuma bekel aja sih, tapi ada hal lain selain itu yaitu RUJAK! Bagi kamu yang baru datang pasti gak mengerti, kenapa namanya mesti RUJAK. Gak cuman itu, Biloi juga harus jadi Mayoret drumband di sekolah itu.
Lalu kelas enam, ia mulai bersahabat dengan Ucok. Anehnya tu temennya Biloi tuh gak logis gitu kalau orang lain yang menilai. Semuanya anak nakal, tapi kenapa bisa serasi sekali dengannya. Di kelas enam, yang paling parah adalah nyontek. Biloi beranggapan inilah zamannya NYONTEK.
Bersambung.........
Jumat, 07 November 2014
Apel Cungek Season 2
Seminggu kemudian.....
Karena berkelahi dengan Samsul, Su'epun jadi galau. Terlihat ia sedang merengut.
"Ep....Su'ep..." panggil mpok ipeh dengan lembut.
"WOI!" teriak Mpok Ipeh akhirnya karena Su'ep tidak menyahut.
"Astapelajem... ngape mak?" tanya Su'ep terkejut.
"Mane sarung apak ka yang ka pakai ngeronda to!" tanya Mpok Ipeh marah.
"Astapelajem, kebakar mak." kata Su'ep.
"APE!! KURANG AJAR KA OK!" teriak Mpok Ipeh.
"Mak, ku ngerusek ipad Samsul mak." kata Su'ep.
"hik.. hik.. Astapelajem... ngape ka rusek, mak ne saro e nyarik duit ne. Yang ka besak nek ni, ka dak ningok badan mak ne. Ka makan agik di suapin, tiduk agik di nina bobok, sekolah agik di tungguin... Lah besak macem ne agiklah dak lulus SD.." isak Mpok Ipeh merana.
"Maaf mak, khilaf ku."sesal Su'ep.
"Gilah! Ka minta maaf kek Samsul." kata Mpok Ipeh.
"Lah ude, die merajok." kata Su'ep.
"Bilangken, mak acak lah ngantik e. Ka bantu mak bajak sawah, ka jadi kebo e." kata Mpok Ipeh.
"Dak de lain mak ok?" kata Su'ep aneh mendengar ia yang jadi kebo.
"Ka dak ningok muke mak nek ni ne?" kata Mpok Ipeh.
"Ok lah mak." kata Su'ep.
Keesokan harinya, terlihat Samsul sedang merengut.
"Adooi, mane lah Biloi kek Sape'i ne, sepi lah.... dak de Su'ep ne. Aduh... aku galau." kata Samsul.
"Sul, ku mintak maaf ok." kata Su'ep tiba-tiba datang.
"Lalah, dak usah dak. Ku lah ade ipad baru, merek e apel cungek! 2 ikok ulik, iri dak ka? ku ngambok e.. ne a!" Kata Samsul memamerkan ipad barunya itu.
"Wih, minjemlah sekire e." kata Su'ep.
"Nggak, kelak ka rusek agik. Lalah! Along kite main! Nih, ku pinjemin." kata Samsul bego banget.
Klik Klik.. suara Samsul memencet ipadnya.
Tened......... game pedang pedanganpun dimulai, dan anehnya Biloi dan Sape'i yang bertarung.
"Tararara.... Ting Ting! Ting Ting!" seperti itulah nada game itu, aneh banget.
"Ciatt!" Biloi tertusuk pedang Sape'i. Dimana Biloi adalah orangnya Samsul, dan Sape'i orangnya Su'ep.
"APE APE! DAK TERIMA KU KALAH! WOI LOI NGAPE KA KALAH!" kata Samsul marah-marah.
"Ka yang main, ngape ka nyalahku?" kata Biloi.
"OI EP! KA NE OK BUNUH BILOI!" Teriak Samsul pada Su'ep.
"Mane ade! Sape'i to!" kata Su'ep.
"NGAPE KU??" Kesal Sape'i.
"Baiklah, jika itu keputusan kalian!" ucap Biloi alay.
"Oi! Ka to yang mati!" teriak ketiga anak itu.
"Aok ok!"Biloi nepok jidat. Mereka berempat sibuk berkelahi sebelum akhirnya Suparman datang.
"oi! Dak usah bekelai oi!" teriak Suparman.
"DIEM KA!" Teriak ke empat anak itu.
"Ku ade kabar gembira untuk kita semua!!" kata Suparman.
HA? KABAR? GEMBIRA?? tanya ke empat anak itu. Dan tiba-tiba muncul Mpok Ipeh, ntah dari mana asalnya.
"Kabar gembira untuk kita semua... kini ipad, sudah ada estraknya... Ipad hadir tuk temani hari kita. Jadikan hari ini hari ipad...
Cungek? good...
Cungek? good...
Cungek? good...
"Katakan sekali lagi?" kata Mpok Ipeh.
Cungek? good...
Cungek? good...
Cungek? good...
Dan merekapun menyanyi
Bersambung......
Karena berkelahi dengan Samsul, Su'epun jadi galau. Terlihat ia sedang merengut.
"Ep....Su'ep..." panggil mpok ipeh dengan lembut.
"WOI!" teriak Mpok Ipeh akhirnya karena Su'ep tidak menyahut.
"Astapelajem... ngape mak?" tanya Su'ep terkejut.
"Mane sarung apak ka yang ka pakai ngeronda to!" tanya Mpok Ipeh marah.
"Astapelajem, kebakar mak." kata Su'ep.
"APE!! KURANG AJAR KA OK!" teriak Mpok Ipeh.
"Mak, ku ngerusek ipad Samsul mak." kata Su'ep.
"hik.. hik.. Astapelajem... ngape ka rusek, mak ne saro e nyarik duit ne. Yang ka besak nek ni, ka dak ningok badan mak ne. Ka makan agik di suapin, tiduk agik di nina bobok, sekolah agik di tungguin... Lah besak macem ne agiklah dak lulus SD.." isak Mpok Ipeh merana.
"Maaf mak, khilaf ku."sesal Su'ep.
"Gilah! Ka minta maaf kek Samsul." kata Mpok Ipeh.
"Lah ude, die merajok." kata Su'ep.
"Bilangken, mak acak lah ngantik e. Ka bantu mak bajak sawah, ka jadi kebo e." kata Mpok Ipeh.
"Dak de lain mak ok?" kata Su'ep aneh mendengar ia yang jadi kebo.
"Ka dak ningok muke mak nek ni ne?" kata Mpok Ipeh.
"Ok lah mak." kata Su'ep.
Keesokan harinya, terlihat Samsul sedang merengut.
"Adooi, mane lah Biloi kek Sape'i ne, sepi lah.... dak de Su'ep ne. Aduh... aku galau." kata Samsul.
"Sul, ku mintak maaf ok." kata Su'ep tiba-tiba datang.
"Lalah, dak usah dak. Ku lah ade ipad baru, merek e apel cungek! 2 ikok ulik, iri dak ka? ku ngambok e.. ne a!" Kata Samsul memamerkan ipad barunya itu.
"Wih, minjemlah sekire e." kata Su'ep.
"Nggak, kelak ka rusek agik. Lalah! Along kite main! Nih, ku pinjemin." kata Samsul bego banget.
Klik Klik.. suara Samsul memencet ipadnya.
Tened......... game pedang pedanganpun dimulai, dan anehnya Biloi dan Sape'i yang bertarung.
"Tararara.... Ting Ting! Ting Ting!" seperti itulah nada game itu, aneh banget.
"Ciatt!" Biloi tertusuk pedang Sape'i. Dimana Biloi adalah orangnya Samsul, dan Sape'i orangnya Su'ep.
"APE APE! DAK TERIMA KU KALAH! WOI LOI NGAPE KA KALAH!" kata Samsul marah-marah.
"Ka yang main, ngape ka nyalahku?" kata Biloi.
"OI EP! KA NE OK BUNUH BILOI!" Teriak Samsul pada Su'ep.
"Mane ade! Sape'i to!" kata Su'ep.
"NGAPE KU??" Kesal Sape'i.
"Baiklah, jika itu keputusan kalian!" ucap Biloi alay.
"Oi! Ka to yang mati!" teriak ketiga anak itu.
"Aok ok!"Biloi nepok jidat. Mereka berempat sibuk berkelahi sebelum akhirnya Suparman datang.
"oi! Dak usah bekelai oi!" teriak Suparman.
"DIEM KA!" Teriak ke empat anak itu.
"Ku ade kabar gembira untuk kita semua!!" kata Suparman.
HA? KABAR? GEMBIRA?? tanya ke empat anak itu. Dan tiba-tiba muncul Mpok Ipeh, ntah dari mana asalnya.
"Kabar gembira untuk kita semua... kini ipad, sudah ada estraknya... Ipad hadir tuk temani hari kita. Jadikan hari ini hari ipad...
Cungek? good...
Cungek? good...
Cungek? good...
"Katakan sekali lagi?" kata Mpok Ipeh.
Cungek? good...
Cungek? good...
Cungek? good...
Dan merekapun menyanyi
Bersambung......
Apel Cungek Season 1
Pada suatu malam, ada tiga orang anak yang sedang ngeronda. Mereka sedang ngobrol-ngobrol.
"Oi, mane Samsul ne oi?" tanya Sape'i.
"Aok ok, mane ok die ne?" tanya Biloi.
"Adoy, mane enta jawe sikok ne!" kesal Su'ep.
"Masak gek kite betige cemane kelak ade hantu hi........."kata Sape'i.
"Hii, atut ku!" jawab Su'ep.
"Badan ka nektu besak e! Masak ka takot?" tanya Biloi.
"Ku dak de takot, ku ngeri..."ucap Su'ep.
Tiba-tiba datanglah Samsul dengan suatu barang yang tidak diketahui oleh ketiga anak itu.
"Oiii, ku ade ipad baru.. merek e, apel cungek!" ucap Samsul.
"Ha?I-pad? Ape tu I-pad?" tanya Sape'i kebingungan dengan logat yang ndeso banget.
"Yang dipicit-picit tu ok, oh layar cuit."kata Su'ep.
"Wuih... mengkilat e? Acak ne kek ngiris sayur!" kata Biloi lebih ndeso lagi.
"We... ndeso ikak ne! Ni ne acak fa-ce-bo-ok, BBM, Li-ne."ucap Samsul yang sebenernya ngucapinnya sama aja ndesonya.
"BBM? Bahan bakar minyak tu ken?" tanya Su'ep.
"Bukan! Yang ca-ting-ca-ting to..." kata Samsul.
"Ohh...."ketiganya mengangguk-angguk paham.
"Duarr! Duarrr!" terdengar suara tembakan yang berasal dari ipad Samsul. Namun saking ndesonya mereka tiarap dan dengan inisiatifnya Su'ep membakar ipad Samsul di kobaran api. Samsulpun histeris melihat apel cungeknya dilempar Su'ep ke kobaran api.
"Setelah lama kita berteman! Ini semua salahmu!"kata Samsul mendorog Su'ep, namun karena Su'ep badannya besar ia malah yang jatuh.
"Kenapa aku terus yang disalahkan?" tanya Su'ep.
"Samsul......."teriak Sape'i gaje.
"Baiklah, jika itu keputusan kalian." kata Biloi alay ala iklan lifeboy.
"Lalah ku merajok, ku pulang!" kata Samsul yang meninggalkan ketiganya.
Bersambung..........
Baca kelanjutan ceritanya, di Apel Cungek Season 2
"Oi, mane Samsul ne oi?" tanya Sape'i.
"Aok ok, mane ok die ne?" tanya Biloi.
"Adoy, mane enta jawe sikok ne!" kesal Su'ep.
"Masak gek kite betige cemane kelak ade hantu hi........."kata Sape'i.
"Hii, atut ku!" jawab Su'ep.
"Badan ka nektu besak e! Masak ka takot?" tanya Biloi.
"Ku dak de takot, ku ngeri..."ucap Su'ep.
Tiba-tiba datanglah Samsul dengan suatu barang yang tidak diketahui oleh ketiga anak itu.
"Oiii, ku ade ipad baru.. merek e, apel cungek!" ucap Samsul.
"Ha?I-pad? Ape tu I-pad?" tanya Sape'i kebingungan dengan logat yang ndeso banget.
"Yang dipicit-picit tu ok, oh layar cuit."kata Su'ep.
"Wuih... mengkilat e? Acak ne kek ngiris sayur!" kata Biloi lebih ndeso lagi.
"We... ndeso ikak ne! Ni ne acak fa-ce-bo-ok, BBM, Li-ne."ucap Samsul yang sebenernya ngucapinnya sama aja ndesonya.
"BBM? Bahan bakar minyak tu ken?" tanya Su'ep.
"Bukan! Yang ca-ting-ca-ting to..." kata Samsul.
"Ohh...."ketiganya mengangguk-angguk paham.
"Duarr! Duarrr!" terdengar suara tembakan yang berasal dari ipad Samsul. Namun saking ndesonya mereka tiarap dan dengan inisiatifnya Su'ep membakar ipad Samsul di kobaran api. Samsulpun histeris melihat apel cungeknya dilempar Su'ep ke kobaran api.
"Setelah lama kita berteman! Ini semua salahmu!"kata Samsul mendorog Su'ep, namun karena Su'ep badannya besar ia malah yang jatuh.
"Kenapa aku terus yang disalahkan?" tanya Su'ep.
"Samsul......."teriak Sape'i gaje.
"Baiklah, jika itu keputusan kalian." kata Biloi alay ala iklan lifeboy.
"Lalah ku merajok, ku pulang!" kata Samsul yang meninggalkan ketiganya.
Bersambung..........
Baca kelanjutan ceritanya, di Apel Cungek Season 2
Langganan:
Postingan (Atom)