Kamis, 13 November 2014

Perjalanan-Cerita 1 Waktu SD

Waktu TK, Biloi mempunyai teman yaitu Supri. Bahkan alasan kenapa Biloi masuk ke SD yang sama dengan Supri ya karena Supri ada di sana. Supri adalah anak yang culun itulah kenapa  Biloi selalu ingin melindunginya. Supri sering sekali main ke rumah Biloi, kadang-kadang juga ngajak main ke rumahnya Budi.

Tak lama setelah masuk SD ia mengenal Yoto, dia berbadan mungil. Namun ia akhirnya berteman dengan Yoto. Semenjak saat itu, Biloi duduk dengan Yoto. Namun Biloi tak melupakan persahabatannya dengan Supri. Hingga kelas empat mereka tetap menjadi sahabat baik dan tetap sering bermain bersama.

Waktu kelas 2 ada murid baru yang bernama Alex, ia cukup ganteng tapi sayang Biloi sering meledekin dia. Di kelas 2 juga lah ia pernah datang ke sekolah jam 9, pernah dapat nilai nol lalu dirobek-robek dan dibuang ke tempat sampah yang penuh isinya dan memasukannya ke bagian paling dalam.

Di kelas tiga, ia tuh gak mengerti banget MTK, ia sampe harus mengikuti les dengan gurunya. Untung saja ia cepat mengerti dan lesnyapun sangat menyenangkan. Namun mereka berhenti ketika sudah naik ke kelas 4.

Dan di kelas 4 muncul banyak masalah, dan juga munculnya murid baru yang bernama Jojo. Tapi di sinilah Biloi mulai gila, maksudnya nakal. Ada yang mengatakan bahwa puncak kenakalan adalah waktu kita kelas 4. Banyak sekali hal yang terjadi waktu kelas 4 dan gak bisa di pungkiri. Bahkan juga tragedi yang terjadi ketika ia kelas 4.

Ia mengalami masalah keluarga, awalnya ia gak mengerti. Tapi Biloi kini mengerti hal itulah yang membuatnya dewasa. Biloi sempat sangat menjadi benci pada ayahnya pada masa itu, itu adalah masa-masa sulit dan seharusnya ia sadar hal ini tidaklah harus terjadi. Tapi ini juga yang menyebabkan ia harus pindah ke Bangka Belitung.

Di Yogya, sebelum hari ia akan pergi. Teman-temannya sekelas itu semuanya bermain bersamanya, namun setelah canda ria itu tangisanpun muncul satu persatu. Satu kelas menangisi dirinya, dan parahnya bahkan ada yang sampe pingsan. Tapi dibalik pingsan itu juga ada hal yang lucu.

Contohnya Imin, ia adalah anak nakal. Ia awalnya gak percaya bahwa Supaiman pingsan. "Ah, ini bohong! Bohong ini!" katanya memanggil-manggil nama Supaiman, dan bodohnya ia malah menampar Supaiman untung tidak terlalu keras. "Waduh! Gak sadar nih! Beneran nih, beneran!" teriaknya. Bahkan jika Biloi mengingatnya ia sendiri menjadi tertawa.

Hari-hari pertama pindah yang di lakukan hanyalah meratapi nasib. Karena faktanya Biloi tidak suka pindah, ia lebih suka bersama teman-temannya di Yogya. Namun tangisan ibunya hanya bisa membuat ia paham kenapa ia harus berada disini.

Pagi hari yang cerah, kala itu itu Biloi sedang melihat ke luar jendela kelas. Sekolah ini, tempat ia menimba ilmu. Adalah sekolah yang cukup populer, ia saat ini duduk di bangku kelas 5 SD. Ia seorang pindahan, jadi mungkin untuk semester ini akan sulit mempunyai teman.

Namun, di sekolah ini juga ia bertemu Samsul yang akan menjadi sahabatnya. Di sekolah ini juga ia harus kena masalah dengan kakak kelas. Di cap gak baik, namun untung aja dia gak begitu menghiraukan. Di sekolah, Biloi itu selalu mendapat peringkat utama berlainan dengan Samsul.

Tapi yang paling aneh, Biloi lebih cocok main dengan Samsul. Ia merasa memiliki pemikiran yang sama dengannya, kadang ada yang aneh di saat orang yang pintar sepertinya berteman dengan anak bandel misalnya saja Samsul. Bahkan ada kalanya dimana guru meminta ia agar tidak berteman dengan Samsul karena ia adalah anak nakal.

Di sekolah itu juga, Biloi dekat dengan anak yang bernama Otoy. Mengingat dirinya, Biloi sendiri merasa ia cukup nakal. Hanya saja posisinya sebagai anak yang pandai membuat ia kadang mempunyai batasan sendiri. Di kelas biasanya Biloi dan Otoy malah main internet, dan yang paling parah Biloi itu selalu ketahuan baca komik di kelas. Taktiknya itu adalah, meletakan komik di balik buku mapel.

"Loi, sekali lagi kamu ketahuan. Ibu sita buku ini!" kata Ibu guru.

Awal kelas lima, Biloi sudah menjadi ketua kelas walaupun ia murid pindahan. Ia amat kewalahan menjadi ketua kelas, dan pada masa ia kelas lima itulah ia benci sama anak bernama Ucok. Ucok itu bisa disebut bandit sekolah, guru sampe kewalahan ngurusin dia dan yang paling parah adalah.

"Kamu tuh murid baru! Gak usah sok deh!" ledeknya pada Biloi.

Itu kata-kata yang  masih bisa Biloi ingat, apalagi waktu kelas lima adalah Zamannya main BEKEL!!

"Wah kamu kalah tu, sekarang giliranku." kata siswi-siswi yang asyik main bekel.

Gak cuma bekel aja sih, tapi ada hal lain selain itu yaitu RUJAK! Bagi kamu yang baru datang pasti gak mengerti, kenapa namanya mesti RUJAK. Gak cuman itu, Biloi juga harus jadi Mayoret drumband di sekolah itu.

Lalu kelas enam,  ia mulai bersahabat dengan Ucok. Anehnya tu temennya Biloi tuh gak logis gitu kalau orang lain yang menilai. Semuanya anak nakal, tapi kenapa bisa serasi sekali dengannya. Di kelas enam, yang paling parah adalah nyontek. Biloi beranggapan inilah zamannya NYONTEK.

Bersambung.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar